Friday, November 24, 2006

Quo Vadis UNAS

Lima bulan kedepan, orangtua siswa khususnya yang saat ini duduk di kelas tiga, saya yakin akan berdegup kencang jantungnya yang disertai sebuah ikhtiar lahir dan batin untuk kemajuan proses pendidikan anaknya,momok UNAS yang menghantui murid dan orangtuanya tetap akan dilaksanakan pada bulan april 2007 sebagai satu- satunya alat penentu kelulusan.

Pro kontra banyak mewarnai pelaksanaan UNAS 2007, yang mendukung UNAS, mengharapkan siswa untuk bekerja lebih keras,displin dan terarah dalam menyiapkan materi yang dujikan yang meliputi bahasa indonesi, bahasa inggris, dan matematika ( IPA ) atau ekonimi ( IPS ) dan bahasa asing lainnya ( bahasa ), sementara disisi lain, sangat menaifkan bila UNAS hanya dipakai sebagai satu - satunya alat penentu kelulusan, yang secara frontal bertentangan dengan prinsip kurikulum berbasis kompetensi ( KBK ) yang didengung - dengungkan itu.Peran guru sebagai pendidik dan pengajar juga sangat dinafikan, padahal dia yang paling tahu merah hijau anak didiknya, bukan selembar kertas kontroversial.

Keberatan terhadap UNAS diperpanjang lagi, bahwa UNAS tidakmenciptakan etos kerja baru bagi siswa,tapi malah sebagai trigger adanya KKN dini, dengan adanya manipulasi nilai, membocorkan soal dsb, alih - alih menciptakan karakter tangguh, yang terjadi adalah dekadensi karakter

Terjadi juga sebuah paradoks, apakah yang lulus UNAS,adalah benar - benar siswa terbaik yang menguasai seabreg materi akademik. lalu bagaimana siswa yang mampu lulus ujian sejenis SAT ( standart aptitute test ), memiliki prestasi dibidang olahraga, seni,riset, dan aspek kognitif lainnya,belum lagi aspek karakter lainya, seperti leadership, dan tanggungjawab sosial.

Dengan demikian, apakah UNAS tidak perlu,mungkin masih diperlukan asal diadakan perbaikan perbaikan, seperti :
  1. tidak dijadikan sebagai satu satunya standar kelulusan, akan lebih sebagai standar pendidikan
  2. tidak hanya menempatkan tiga mata pelajaran, tapi seluruh mata pelajaran
  3. evaluasi harus bersifat komprehensif,harus memberikan porsi yang sama pada aspek afektif, psikomotorik, juga kognitif

Akhirnya, peningkatan mutu pendidikan tidak hanya terletak pada UNAS, tetapi banyak aspek pendidikan lainnya, juga aspek kehidupan bangsa, yang perlu digarap secara telaten dan jangka panjang seperti gaji guru, kualitas guru,sarana pendidikan, manajemen sekolah, kurikulum pendidikan. Juga yang lebih penting, aspek kehidupan bangsa yang layak diperhitungkan juga adalah penanganan KKN didunia pendidikan

No comments: